Sehati - Sepikir - Sejiwa

Cerita Inspiratif dari Pak Woko, Kepala SMK YBPK Pare : Dinamika, Dedikasi, dan Pendekatan Inovatif dalam Membangun Pendidikan dengan Nilai-Nilai Kristiani

Pendeta Gideon Hendro Buono, dari GKJW, menjelaskan tiga tugas panggilan utama gereja yaitu koinonia, diakonia, dan marturia. Pelayanan dalam Yayasan Badan Pendidikan Kristen (YBPK) merupakan salah satu cara GKJW dalam mewujudkan diakonia dan marturia.

Mengenal SMK YBPK Pare

SMK YBPK Pare adalah salah satu sekolah yang berada di bawah YBPK. Kepala sekolah SMK YBPK Pare, Bapak Budiono Sih Marwoko, yang akrab disapa Pak Woko, mengabdikan dirinya dalam pendidikan demi pelayanan di GKJW melalui YBPK.

Pak Woko mengakui bahwa SMK YBPK Pare sempat menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal jumlah murid dan kondisi infrastruktur. Dahulu, SMK YBPK Pare juga memiliki SMP di bawah naungannya. Namun, akhirnya SMP ditutup karena kondisi yang sulit. Pada awal berdirinya, hanya terdapat 54 siswa di SMK YBPK Pare dari dua jurusan, yaitu akuntansi dan penjualan. Untuk bertahan, sekolah mencoba membuka jurusan multimedia dengan bantuan pemerintah berupa komputer. Namun, minat terhadap jurusan penjualan semakin berkurang sehingga jurusan tersebut ditutup.

Inisiatif-Inisiatif Pembaharuan

Namun, melalui pendekatan inovatif dan kerja keras, seperti membuka jejaring dengan panti asuhan di Pare, seperti menjalin kerjasama dengan SMP Kristen di sekitar area, seperti SMP Katolik, SMP Kristen Tunas Harapan, dan SMP Yohanes Gabriel. Meskipun beberapa SMP berada cukup jauh dari lokasi, tetapi potensi murid yang dapat direkrut cukup besar. 

Pak Woko menjelaskan beberapa inisiatif lainnya yang telah diambil untuk menghadapi tantangan, seperti: Membuka jurusan multimedia dengan dukungan pemerintah dan menjalin kerjasama dengan panti asuhan, seperti Alfa Omega, Elim, dan Kasih Karunia.

Membangun jejaring dengan sekolah-sekolah lain dan mencari dukungan dana melalui donatur, seperti BPPK Petra dan GKJW Sidorejo.

Melakukan perbaikan infrastruktur dengan bantuan pihak Gangki (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) dan pengusaha yang mendukung. Dengan Inovasi dan kerja keras tersebut SMK YBPK Pare berhasil bangkit kembali, membantu meningkatkan jumlah siswa menjadi sekitar 160 siswa, dan terus berkembang.

Isu Pendidikan Kontemporer

Pendidikan adalah kunci untuk pembangunan sebuah bangsa. Sayangnya, tantangan di sektor pendidikan semakin kompleks seiring berjalannya waktu. Tantangan penting termasuk kesejahteraan guru, khususnya bagi guru yang telah mencapai usia pensiun, serta mencari dan mempertahankan tenaga pendidik baru yang berkualitas.

Peluang dan Permasalahan yang Di Hadapi

Pendidikan sering dihadapkan dengan situasi dimana guru yang berkualitas dan berdedikasi tinggi dipaksa untuk pensiun karena usia, sementara proses untuk mencari pengganti yang setara kualitasnya bisa sangat sulit. Bahkan ketika tenaga pengajar baru berhasil direkrut, mereka sering kali hanya bertahan selama beberapa tahun sebelum pindah ke sekolah lain yang menawarkan fasilitas lebih baik. Situasi ini merisaukan karena tidak hanya menuntut dedikasi guru, tetapi juga perlu kurikulum yang seimbang dan metode penilaian yang tepat.

Untuk mengatasi permasalahan ini, kita butuh bantuan dari berbagai pihak, mulai dari yayasan, gereja, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat. Yayasan dan gereja bisa membantu dalam operasional peningkatan kesejahteraan guru yang ada, sementara pemerintah, baik pusat maupun daerah, saat ini sudah mulai memberikan bantuan yang cukup baik, seperti melalui BPOP dan BOS

Misi dari pemecahan masalah ini adalah menciptakan sebuah lingkungan pendidikan yang baik dan bermanfaat bagi siswa dan guru. Tujuan utama mencakup peningkatan kesejahteraan guru dan menciptakan sekolah yang tidak hanya mendidik tetapi juga melatih siswa dalam keterampilan tertentu yang berguna untuk pekerjaan nyata di dunia industri. Dengan impian dan harapan bahwa semakin banyak sekolah yang memiliki jejaring dengan dunia industri, sehingga para siswa lulusan SMK dapat langsung bekerja di industri.

Dalam saat ini, tantangan terbesar pendidikan adalah menciptakan lulusan yang siap kerja dan siap bersaing di dunia kerja. Salah satu solusi yang dicoba adalah adanya kerjasama sekolah dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dan perekrutan tenaga pendidik yang berkualitas dan handal

Kerjasama dengan Balai Latihan Kerja & Menghadirkan Tenaga Pendidik yang Berkualitas

SMK YPK Pare, sebuah sekolah Kristen di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berupaya menjawab tantangan ini dengan berinovasi dan menciptakan sinergi dengan berbagai pihak, salah satunya BLK. Dalam dua tahun terakhir, mereka telah mendapatkan bantuan berupa gedung dan fasilitas pelatihan dari pemerintah setempat. BLK berfungsi sebagai lembaga pelatihan untuk lulusan SMK agar mereka lebih siap dalam bekerja.

Selain kerjasama dengan BLK, SMK YPK Pare juga berupaya keras mencari dan membuka diri bagi tenaga pendidik yang berkualitas dan memiliki kompetensi di berbagai bidang kejuruan. Sebab tantangan terbesar pendidikan vokasi adalah keberadaan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi sesuai dengan perkembangan jurusan dan teknologi.

Nilai Kristiani dalam Pendidikan

SMK YPK Pare, sebagai sekolah Kristen, juga berupaya mempertahankan nilainya dan tetap mengajarkan nilai-nilai Kristiani pada siswanya. Mereka berupaya menjelaskan bahwa mereka tidak mengajarkan doktrin agama secara dogmatis, tetapi lebih kepada nilai-nilai umum, seperti kasih dan peduli terhadap sesama, yang bisa diterima oleh semua siswa, Kristen maupun non-Kristen.

Mengabdi dengan Keyakinan & Menciptakan Masa Depan bagi Anak-Anak dengan Nilai-Nilai Kristen

Mungkin sering kita dengar, menjadi pendidik bukan hanya profesi, tetapi juga dedikasi dan persembahan hidup. Pernyataan itu seolah memiliki makna mendalam bagi Pak Woko, kepala sekolah di SMK YBPK Pare. Bertahun-tahun ia berkontribusi di dunia pendidikan, dan dengan sukacita ia membagikan kisah dan pemikirannya kepada kita semua.

Menurut Pak Woko, keyakinan adalah hal yang penting dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. “Saya yakin bahwa jalan berkat ada di YBPK,” ungkapnya dengan percaya diri. Keyakinan ini, kata Pak Woko, bukan hanya berlaku untuk pendidik yang beragama Kristen, tetapi juga untuk pendidik non-Kristen

Sebagai kepala sekolah, Pak Woko percaya bahwa berkat mungkin tidak langsung datang dari sekolah, tetapi sekolah menjadi pintu pembuka berkat tersebut.

Pak Woko percaya bahwa menggunakan sekolah sebagai sarana untuk membentuk mental dan spiritual siswa adalah cara terbaik untuk memberikan pendidikan. “Ini adalah sekolah kita yang memiliki misi pelayanan. Melalui sekolah, kita dapat menyaksikan Kristus dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai,” jelas Pak Woko.

Pak Woko menekankan pentingnya semangat hidup berdasarkan nilai-nilai Kristen, dan bagaimana semangat ini dapat menggerakkan kita untuk terus melangkah meski berbagai tantangan muncul.

GALLERY

Pelayanan Doa Pagi YBPK Pusat

Share this post:

×
×

Cart