Sehati - Sepikir - Sejiwa

Mengenang 180 Tahun GKJW Wiyung: Peresmian Monumen 3 Pilar dan Baptisan Pertama

Sejarah dan Makna Peresmian Monumen 3 Pilar GKJW Wiyung

Surabaya – Pada Hari Selasa, tanggal 12 Desember 2023, Gereja Kristen Jawa Wiyung merayakan momen istimewa, yaitu peringatan ulang tahun ke-180 sejak berdirinya pada 12 Desember 1843. Acara ini menjadi lebih berkesan dengan peresmian Monumen 3 Pilar, yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah, dan Ketua Majelis Agung GKJW, Bpk. Pendeta Natael Hermawan Prianto.

Monumen 3 Pilar: Sebuah Penghargaan untuk Baptisan Pertama

Monumen tiga pilar ini menjadi simbol keutamaan dan keagungan GKJW dalam merayakan 150 tahun baptisan pertama warganya. Pengurus YBPK GKJW Pusat, Bapak Hari Sujalmo, turut serta dalam merancang monumen ini.

Pertama kali diputuskan pada tahun 1993, pembangunan monumen ini baru terealisasi setelah 30 tahun. Dalam sambutannya, Pdt. Sujarwo menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut. Monumen ini menjadi saksi bisu perjalanan GKJW Wiyung dalam membangun fondasi keimanan dan pengabdian selama 180 tahun.

Tanda Tangan dan Pemotongan Tumpeng: Ungkapan Syukur yang Mengharukan

Acara peresmian tidak hanya dirayakan dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Jawa Timur, namun juga ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan syukur. Gubernur Ibu Khofifah, didampingi Ketua PHMJ GKJW Wiyung, Bpk. Pdt. Sujarwo, dan Ketua Majelis Agung GKJW, Bpk. Pdt. Natael Hermawan Prianto, secara simbolis mengekspresikan rasa syukur dan penghormatan terhadap perjalanan GKJW Wiyung.

Peringatan 150 Tahun Baptisan Pertama

Monumen 3 Pilar juga menandai peringatan 150 tahun baptisan pertama warga GKJW. Dibangun di tiga lokasi strategis, yaitu Kantor MA GKJW, GKJW Jemaat Ngoro, dan GKJW Jemaat Wiyung, monumen ini mengandung makna mendalam.

  1. Kantor MA GKJW: Sebagai pusat keputusan dan arahan untuk keberlangsungan GKJW secara keseluruhan.
  2. GKJW Jemaat Ngoro: Sebagai simbol baptisan pertama bagi satu jiwa yang bergabung dalam iman.
  3. GKJW Jemaat Wiyung: Menyimbolkan 34 orang yang mengikuti baptisan pertama dalam perjalanan GKJW Wiyung.

Makna Filosofis di Balik Monumen 3 Pilar

Monumen ini bukan hanya sekadar struktur fisik, melainkan juga mengandung makna filosofis mendalam yang diusung oleh Ketua MA GKJW, Pdt. Ardi Soejatno, dan dirancang oleh Bpk. Hari Sudjalmo. Pembangunan dilaksanakan saat kepemimpinan Ketua Majelis Agung GKJW, Pdt. Prof. Sri Wismoady Wahono, Ph.D.

  1. Tiga Pilar Simbol dari Trinitas: Representasi dari keesaan Allah sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
  2. Burung Merpati Simbol dari Roh Kudus: Harus diundang setiap waktu di setiap rumah atau gereja, sebagai manifestasi kehadiran-Nya.
  3. Alkitab Terbuka Simbol Kabar Baik: Mewakili keterbukaan dalam menyampaikan Amanat Agung dan berita sukacita.
  4. Gambar Rumah sebagai Simbol Kehidupan Bersama: Menunjukkan rumah yang didiami oleh keluarga atau gereja, menjadi tempat bersemi dan berkembangnya kehidupan iman.

Langkah-langkah Menuju Kehidupan Trinitas

Di bawah gambar monumen, terdapat langkah-langkah menuju kehidupan Trinitas yang dihayati oleh setiap keluarga atau gereja:

  1. Imani: Keesaan Allah dalam Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
  2. Hayati: Kehadiran Roh Kudus yang diundang setiap waktu.
  3. Laksanakan: Sampaikan kabar baik dan Amanat Agung dengan tulus.
  4. Jadikan Rumah: Jadikan rumah sebagai tempat berkembangnya iman dan kehidupan bersama.

Perayaan 180 Tahun GKJW Wiyung: Sebuah Puncak Kebanggaan

Perayaan ulang tahun yang ke-180 ini menjadi sebuah puncak kebanggaan bagi GKJW Wiyung. Dengan peresmian Monumen 3 Pilar, Gereja ini tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga merencanakan masa depan yang lebih gemilang.

Mari bersama-sama merayakan kejayaan dan berharap bahwa Monumen 3 Pilar ini akan menjadi saksi bisu perjalanan panjang GKJW Wiyung, memberikan inspirasi bagi generasi yang akan datang.

Share this post:

×
×

Cart